Sunday, October 4, 2009
Peta Baru Terorisme Dunia
Gembong teroris paling diburu di Asia Tenggara, Noordin M. Top boleh jadi sudah mati. Teroris asal Malaysia itu tewas mengenaskan di pojok kamar mandi rumah seorang pelindungnya di daerah Jebres Solo dengan otak berceceran. Dia tewas di tangan densus 88 anti-teror setelah 9 tahun berhasil menebarkan ketakutan di tengah masyarakat. Tapi terorisme sebagai ideologi dan jaringan yang rapi tidak akan pernah habis dan terus akan beranak pinak. Ideologi 'gila' ini akan terus diajarkan turun temurun jika tidak ada pencegahan preventif yang serius.

Pertanyaannya sekarang, sepeninggal Noordin, apakah dunia (khususnya Indonesia) sudah steril dari bahaya teror(isme)? Jawabannya tentu tidak. Karna di luar sana sudah menunggu banyak Noordin-Noordin baru yang siap meledakkan apa dan siapa saja yang menghalangi langkah mereka untuk memusnahkan sesuatu yg mereka sebut manusia dan system 'kafir' dan mendirikan 'negara Tuhan'.

Tidak bisa disangkal bahwa sel jaringan terorisme pimpinan Noordin masih terkait dengan jaringan terorisme internasional, al-Qaida.Terbukti dalam masalah pendanaan mereka masih tergantung penuh pada jaringan teroris pimpinan Osama bin Laden ini.

Lepas dari kegagalan 'menghancurkan' Indonesia, jaringan ini sekarang sedang melirik tempat (negara) potensial baru untuk dijadikan basis gerakan yaitu Yaman. Sebagaimana lazimnya basis gerakan mereka sebelumnya, mereka memilih satu negara yang berpenduduk mayoritas miskin tapi punya gairah keberagamaan tinggi. Tipe masyarakat semacam ini terbukti sangat mudah diadudomba.
Yaman punya potensi besar menjadi basis baru al-Qaida setelah pentolanpentolan utama jaringan ini tewas dan ditangkap satu persatu di beberapa negara berpenduduk mayoritas muslim seperti Afganistan, Pakistan, Indonesia dan Mesir.

'' Al-Qaida telah menderita tekanan yang berat dari Amerika tapi kehadirannya di Yaman berpotensi menjadikan negara ini sebagai basis paling berbahaya bagi pelatihan dan peletakan (awal) serangan ''. Kata seorang pejabat di lembaga tinggi pertahanan anti-teror Amerika (US counterterrorism) Rabu, 30 September 2009 (www.alarabiya.net).
Pimpinan satuan anti-teror ini, Michael Leiter, menambahkan, '' Kami telah menyaksikan penyatuan kembali (reemergence) al-Qaida di jazirah Arab dengan Yaman sebagai basis kuncinya. Di sana al-Qaida merencanakan serangan, merekrut, melatih dan menfasilitasi setiap operasi ''.

Analisis Leiter ini bukan tanpa alasan. Terbukti percobaan bom bunuh diri yang ditujukan untuk membunuh pimpinan satuan anti-teror kerajaan Arab Saudi, pangeran Mohammad al-Nayef Agustus lalu adalah bomber penyusup asal negara Yaman.
Keterlibatan Yaman dengan jaringan al-Qaida juga bisa dilihat dari surat Syaifuddin Zuhri (teman Noordin yang hingga kini masih buron) yang ditemukan di laptop Noordin pasca kematiannya. Dalam surat itu secara terang-terangan Zuhri mengatakan bahwa gerakannya memang punya link khusus dengan al-Qaida. Syaifuddin bergabung dengan gerakan itu semenjak dia masih menjadi mahasiswa di salah satu universitas negeri tersebut.

Selain Yaman, dunia sedang dihawatirkan oleh satu gerakan radikal baru di Somalia bernama shabab al-jihad. Banyak yang menyebutkan bahwa Shabab adalah pengembangan sayap baru al-Qaida meski tak sedikit yang meragukannya. Sedangkan Amerika masih bersikukuh pada asumsi pertama karna mereka yakin bahwa Ali Shaleh Nabhan yang mereka tembak mati beberapa waktu lalu adalah penghubung antara al-Qaida dan Shabab, meskipun mereka beranggapan tewasnya salah satu orang penting al-Qaida itu hanya bisa melemahkan hubungan antar dua gerakan radikal itu untuk sementara waktu saja.

Bagaimanapun terorisme adalah musuh kita bersama. Bukan hanya Amerika yang berkewajiban menumpasnya karna kalau kita runut, Amerika sendirilah yang melahirkan terorisme bahkan mendanainya. Apapun penyebab lahirnya terorisme, baik karna faktor kemiskinan, ketidakadilan ataupun salah tafsir atas ajaran agama haruslah kita lawan dan kita cari solusinya. Terorisme tidak boleh dikaitkan dengan negara ataupun agama tertentu seperti yang dikatakan Syeikh al-Azhar, Dr. Syeikh Tantowi, ''al-ilrhabiyyun la diina lahum…!'' (pelaku terorisme itu tidak punya agama). Terorisme adalah musuh kemanusiaan dan ia selamanya akan ditolak kemanusiaan.


Syarofiah Jeddah KSA, 02 Oktober 2009

Ketika Batik disahkan oleh UNESCO sebagai warisan tak benda untuk kemanusiaan dari Indonesia dan ketika jenazah Noordin diambil oleh keluarganya tuk dibawa ke negeri asalnya.
posted by Syaifullah Rizal Ahmad @ 8:46 AM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home
 
About Me


Name: Syaifullah Rizal Ahmad
Home: Nasr City, Cairo, Egypt
About Me:
See my complete profile

Previous Post
Archives
Links
Your Comment